Minggu, 24 Mei 2009

Ilalang Semusim Jagung

Lama ditinggalkan, sisi kiri rumah pekarangan ini tampak kuyu kelabu. Sangat tak terawat. Pintu yang mulai sulit dibuka karena karat telah lama mengendap menjadi tambah kekuningan. Cuaca yang datang tak menentu membuat rumah ini kesepian dalam penantian yang tak berujung. Aku rupanya telah kehilangan makna untuk berkata-kata. Seisi pikiran tiba-tiba mengendap dalam balutan yang hampa, nyaris seperti awan yang sebenatr menggulung, sebentar ditiup angin.

Coba dengar wahai Kumbang Dusunku. Kini Aku datang hanya untukmu...


Khabar baik, bukan?
Akha..., engkau termangu begitu
kemana kebiasaanmu bersungut seperti senja dulu
ocehanmu lantang mengisi bening
kini punggungmu tampak membelakangi aku

Aku rupanya lelaki biasa
yang tak bisa berkata-kata tanpa isi hati
menipu menjadi mesra aku tak bisa
apalagi harus bermain sandiwara dalam lakon
aku lah lelaki kekinian
yang mencoba bicara seperti apa yg ada di hati

Sesekali aku sering memungut cerita sahabatmu
yang katanya sudah jemu untuk bertamu
terlalu sibuk menata rumah, walau hanya meletakan gelas
tiada keabadian memang....

Semusim jagung aku meninggalkanmu
tak banyak jejak yang terekam
aku tetap berada di sampingmu
mereka ulang isi cerita dengan tokoh yang berbeda
semoga kali ini memang lain...

2 komentar:

Arini mengatakan...

selama ini selalu dijenguk, liat aja yg visit dari "Waterloo, Ontario" that's me ;-)

kumbangdusun mengatakan...

Aku rupanya merasa kesepian jika tak dijenguk...