Sebentar lagi matahari akan dengan lekas sembunyi. Merapat di balik ufuk dan baru muncul esok hari. Rindu pada sinarnya dan selalu menginginkan terang itu datang setiap detik, tapi rupaynya tidak bisa karena malam hari akan segera menggantikannya. Bersyukur jika malam ini ada bulan, tapi itu pun muncul nanti setelah sepertiganya.
Kita benar-benar tak bisa melawan alam. Tuhan telah menggariskannya dengan tepat bahwa rotasi tidak bisa dirubah oleh manusia. Jika toh bisa mengubah, itu pun dengan bantuan lilin atau obor, tentu terangnya tak sehebat matahari.
Apa yang kita jalani juga adalah sebuah rotasi dan perputaran jalan hidup. Setiap manusia membawa sejarahnya masing-masing. Pahit dan manisnya sabar kita jalani. Suka dan dukanya pasrah dijalani. Curam dan terjalnya rela kita daki, biar semua berakhir dengan pahala. Ya pahitnya, ya manisnya.
Engkau tentu sedang berlomba menghadapi pahit manis itu, bukan? Manis karena apa yang engkau minta sesaat lagi akan jadi kenyataan. Sebuah permintaan khusus sering kau senandungkan lewat sujudmu. Meminta pada YANG PUNYA HIDUP untuk diberikan lagi satu penerus, supaya buah hatimu yang telah lama hadir tak merasa kesepian.
Pahitnya, jika boleh dibilang demikian, adalah romantikanya satu episod di mana itulah seninya orang yang tengah "DIKABULKAN" permintaannya. Maksud Tuhan mungkin adalah supaya kita lebih menghargai atas pemberiaNya jika kelak kita lupa untuk bersyukur.
Aku, sebagaimana engkau tahu, bukanlah malaikat. Manusia biasa yang tentunya punya sisi buruk juga, seperti engkau, mereka dan juga milyaran manusia lainnya. Hitamnya hidup, merupakan bagian dari sisi buruk itu sendiri. Apa yang tengah engkau alami merupakan sisi manis sebuah kehidupan. Jangan dibuat hitam dengan keseringan mengaduh. Kuatkan saja, tersenyum dalam ikhlas, dan tentu..., selalu tabah menjalani.
Seperti matahari, aku selalu rindu untuk datang menyapamu. Tapi rupanya cuaca sedang tak bagus karena sebentar mendung, sebentar cerah. Lain dari itu, engkau sedang fokus pada jadwal hidupmu, mengantar dan memanjakaan buah janin itu.
Jalani semua dengan tabah. Inilah kehidupan. Semakin nikmat direguk, semakin sering kerikil yang akan kita lalui.
Dalam damai hati ini, aku tak pernah lupa berharap lebih baik pada jalan hidupmu. Barangkali aku tak akan merugi jika dalam sujudku menyelipkan sebait doa bagi hidupmu...
2 komentar:
Akh betapa senangnya mampir ke sini, sy tetap menjadi inspirasi tulisan2 di blog ini. Terimakasih support & doanya, sy juga mendoakan akang bisa segera memeluk "matahari" akang.
To Arini: Semoga tidak berhenti inspirasi itu hingga samapi di sini saja. Mungkin untuk kelak pun demikian.
Tegur saya jika apa yang saya tulis kadang merasa tidak berkenan!
Posting Komentar