Hidup tak melulu tentang heroisme untuk menjadi orang nomor satu. Pahlawan hanya secuil kisah sejarah yang selalu ditulis dengan huruf tebal-tebal. Keberanian mengukuhkan diri sebagai penakuluk medan berat, terjal dan penuh resiko yang terkadang saja menjadi pribadi yang lupa karena merasa bahwa identitas lebih penting ketimbang tujuan aslinya yang sarat kesejatian.
Kehebatan warga kampung Tenjolaya menundukkan tanah perbukitan untuk meraih penghidupan adalah keharusan demi isi perut seluruh isi rumah. Memetik teh sangat akrab dijambangi setiap hari sebagai sarana terlepas dari identitas sebagai pengangguran. Dinginnya udara gunung ditundukkan dengan beringas. Masuk ke semak kebun teh yang tak urung ditumbuhi pula binatang melata semacam ular tak menjadikan para hero itu surut untuk tak memetik teh setiap paginya.
Aku mungkin hanya bisa mengabadikan semuanya lewat kata-kata. Sepenggal perjalanan menuju arah Ciwidey sangatlah melelahkan. Tiba di gerbang kota, suasana duka telah terasa ke tulang sumsum. Mimik muka mereka layu seperti setangkai bunga yang tak miskin tersiram air segar. Segerombolan anak-anak lebih suka mendekatkan tubuhnya pada orangtuanya. Mereka seperti trauma dan emoh jauh dari pelukannya...

Dikungkung di bawah tenda plastik berwarna menor. Hujan jatuh tiada henti. Gledek dan petir seperti bunyi petasan dengan ritme seperti tak berujung karena saling menyahut dari berbagai arah angin. Kilatan halilintar seperti blitz kamera pada sebuah acara hajatan, mengkilat membakar muka.
Sejurus mata terlihat, sekumpulan orang-orang begitu giat membangun kehidupan dengan cara membantu mereka mendistribusikan bahan makanan. Membagikan selimut dan mie instan atau susu untuk hari ini demi berakhirnya tangis sang bayi.
Di ujung sana, dekat kebun pisang milik warga di mana bau kembang pete tercium, ada rumah kosong dengan pemandangan sejuk. Sekumpulan muda-mudi asyik bercerita dengan tawa sesungguhnya. Tawa yang sengaja diundang supaya mahluk manis di depannya ikut terhibur. Para bocah asyik mendengar cerita tentang kisah heroisme seekor kancil yang terlepas dari jeratan macan jahat. Sebagai penanda supaya tetap semangat menjalani kehidupan kendati gempa tengah mendera.
Tawa polos anak-anak juga terekam dengan jelas manakala cerita yang disuguhkan adalah tentang keceriaan. Kasih sayang dengan romantisme sempurna tersaji dengan hebat bahwa kehidupan tak pernah lepas dari romansanya. Herosme dan romantisme sama indahnya dan nyaris tiada sekat.
Ketika saja ada beberapa anak terluka, idungnya meler karena mimisan. Seorang renta terbaring di dekat tenda dengan luka di kepala terkena reruntuhan. Tak banyak yang bisa diberikan kecuali "membenarkan" letak selimutnya supaya tak kedinginan. Jika saja sahabat aku ada dan punya waktu luang untuk hadir maka leleran di hidung si bocah atau luka di kepala si renta akan segera pulih.
Untuk itu aku hanya bisa bilang, "Selamat pagi, dokter Rina...!
2 komentar:
Astagfirullah...
merinding sy melihat di tv suasana gempa di sana kang.
Sy br mendengar berita itu 2 hari stlah kejadian.
sy lgsung mencoba menelpon akang tapi.. tdk bisa terhubung..
lalu sy sms akang tapi teh tdk bisa juga..selalu saja gagal.
semoga akang n keluarga bae n sehat2 aza.. ya.. dsna..
Amin.. Ya robbal alamin..
Lokasi gempa Ciwidey berjauhan dengan saya, jadi dampaknya gak terasa. Cuma secara psikologis kita merasakan tangis mereka. Menyayat hati, bukan?
Terima kasih untuk kontaknya. Mungkin saya lagi sibuk.
Posting Komentar