Selasa, 23 Desember 2008

Lelaki Bodoh ( Jika Hati tak Mampu Dibaca )

Betapa sulitnya mendalami perasaan sesungguhnya seorang wanita. Pernah atau tidak merasa "terganggu" oleh apa yang kulakukan dan MENJADI KENANGAN atau MERASA JENUH atas apa yang kuperbuat, tetap jawaban pastinya tak kutemui. Rupanya perlu trik khusus agar aku tak merasa kepayahan tertidur pulas dalam ketidaktahuan. Suntuk yang dirasakan ternyata tak menghasilkan apa-apa, kecuali tanda tanya besar yang dengan setia mengikuti kemana kakiku melangkah.

Jika saja engkau dekat dan pernah berada di sampingku, pertanyaanku bisa terjawab oleh gerakan tubuhmu. Namun Tuhan rupanya belum rela untuk memberiku kesempatan untuk bisa melihat utuh fisikmu. Di sini, aku mungkin harus bersyukur karena kata-kataku tak pernah kehabisan oleh karenanya.

Kendati aku tak berhasil menyelami lubuk hatimu, aku masih bisa bernafas lega karena engkau dengan tak sadar pernah berucap sepatah kata yang membuat hatiku terjungkal kegirangan. Engkau pernah menyesal, yang kemudian kau anggap pula sesuatu yang tabu terucap dengan sendirinya. Aku hanya tersenyum kecil...hati memang tak pernah bisa dibohongi. Coba aliri jiwamu dengan kata-kataku..., siapa tahu engkau mau berterus terang karena bahasa tubuhmu itu sulit kutangkap!

Aku tak ingin lagi mengulang kata-kata
apalagi bertanya tentang kenapa khawatirku
tak jemu hinggap di kemana langkahmu pergi
engkau hanya bisa tersenyum, bahkan mungkin
engkau terdiam dalam kebingungan

Menutup mulut dan tak berkata-kata
sesuatu yang sulit untuk dijawab
berat memang, tapi aku terus menunggu
bukankah keterusterangan itu cahaya?
akulah sahabatmu itu..., akulah sahabatmu itu!

Dendam aku menuju masa silam
di mana hati selalu bermesraan dengan denyutmu
palsu memang, tapi aku sempat dilenakan
tak pernah menyesal...dan tak pernah merasa dilukai
aku terbiasa dengan permainan jerami hidup

Kubur saja pertanyaanku
aku tak mungkin menggali untuk kesekian kalinya
lidahku sudah kelu mengumbar hampa
senyum yang kau kulum kunikmati separuh rasa

Langkah pasti menuju rumahmu
jelas tak akan linglung pada siapa harus menuju
tatapan mataku terus menggiring ayunan kakimu
dalam diam aku sering berkata,
"aku bahagia jika kau selalu dalam senyuman"


Buat seseorang yang kini tengah menikmati masa-masa menyendirinya. Hilang dari dunia maya karena kesibukannya. Tapi aku sering merasakan kehadirannya kendati dia lantas pergi dengan cepat jika aku datang. Tersenyumlah..., karena itu yang kumau!

Tidak ada komentar: