Dikatakannya aku akan ditinggalkan selama tiga hari. Si Pengisi Hati ( PH ), jauh pergi pada sebuah tempat hingga harus membelah lautan. Janjinya yang hanya tak lebih dari satu minggu itu tak urung membuat hatiku ketar-ketir. Kepergiannya meninggalkan berbagai Surat Keputusan yang membuat aku meradang. Aku terjepit keharusan untuk patuh pada sebuah keputusan yang melahirkan pemberontakan karena merasa dikekang, di sisi lain aku harus nrimo inilah rekayasa hidup di mana cinta yang kian dipenjarakan malah menimbulkan rasa rindu berkepanjangan.
Coba simak jeritan hati kali ini, Sang Pengisi Hati...!
Aku sudah kehilangan kata untuk berpusi
prosa yang kutulis tak urung menemui kebuntuan
segala sesuatunya telah kucurahkan untukmu
lalu di mana engkau sembunyi?
mungkin di dinding hatiku, atau juga tengah berkelana
di "lain tempat"
Sesore ini...
aku merindukan sekali ocehanmu yang kadang beringas
gaya bicara seperti murka karena marahmu
aku pernah menggigil ketakutan
sembunyi pada harapan bahwa engkau adalah
"Si Pengisi Baik Hati"
Aku percaya itu, hatimu masih selembut kapas...
Sejuk nian ketika kau tulis "aku baik-baik saja" semalam
senyum serta wajahmumu tampak bening di sanubari
engkau tentu tak sedang meranggas karena senyum dalam kesendirian
aku ingin pergi menemanimu, tapi lelahku menghadang hebat
Sang Pengisi Hati...
setiap detik aku genggam isi hatimu dengan kuat
senyummu terkepal di dalam ingatan, tak mungkin kubuang
engkau seolah jadi bagian dari hidupku. tak malu aku akui itu
jika saja engkau enggan untuk berdusta pada hatimu...
bahwa 'ada rasa' dalam hatimu...
kapankah akan berterus terang?
Tak apalah...
sembunyikan rapat 'rasa' itu!
tapi sungguh..., aku bisa menebak isi hatimu!
pikirkan..., aku tak sedang berkhayal.
Semoga engkau baik-baik saja. Di Kota Hujan ini, reda rasa cinta dan sayang itu tak akan hilang. Satu yang mesti kau pangkas sedikit demi sedikit adalah...kurangi sikap marahmu! Segalanya bisa diselesaikan dengans antun. Kendati demikian, aku tetap saja rindu marah serta ocehanmu itu.
Jumat, 12 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar